LOGIN UIN SUKA

bAGI MAHASISWA uin sUKA

Minggu, 06 Oktober 2013

DEFINISI ISIM

 Isim adalah kata yang menunjukkan benda atau sesuata yang dibendakan[1].  Ada beberapa ciri-ciri isim[2], yaitu:
a.       Bisa ditanwinًٌٍ )  ).
Contoh:   طَالِبٌ(siswa) dan  مَدْرَسةٌ (sekolah).  
b.      Bisa dimasuki  ال.
Dalam hal ini, isim tidak boleh memiliki ال jika ia telah ditanwin. Begitu pula sebaliknya. Jadi, suatu isim yang shahih  adalah isim yang memiliki salah satu di antara keduanya.
Contoh: النُجُوْمُ (bintang),  النَّقْلُ(sandal), dan النِّسَاءُ (para wanita).
c.       Bisa dimasuki huruf nida’ ( panggilan).
Contoh: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ (wahai utusan Allah), dan يَا أَحْمَدُ  (hai, Muhammad).
d.      Bisa di-jer-kan (dikasrah) dengan huruf jer. Maksudnya, isim ma’rifat bisa terletak setelah adanya huruf jer. Isim yang terletak setelah huruf jer bisa disebut majrur. Yang termasuk huruf jer adalah   فِيْ (di dalam), عَلَي (di atas),  مِنْ (dari), عَنْ (dari), كَ (seperti), dan  لِ (untuk) .
Contoh: أَنَا فِيْ الْفَصْلِ  (Saya ada di dalam kelas).
e.       Dapat diidlafahkan (penyandaran). Idlafah terdiri lebih dari 2 kata isim yang memiliki satu makna. Seperti kata ‘rumah sakit’, dalam bahasa Indonesia tidak diartikan per kata, yaitu rumah, dan sakit. Rumah sakit mempunyai makna satu, yaitu tempat perawatan orang sakit.
Contoh:  بَيْتُ اللَّه (rumah Allah) ,أَبُوْ جَمِيْدٍ  (ayahnya Hamid), dan صَلَاةُ الصُّبْحِ (salat Subuh).



[1] Sukamto, Nailul Falah, dkk, Bahasa Arab, ( Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm 16.
[2] Juwariyah, Bahasa Arab untuk Perguruan Tinggi,( Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 21.