Minggu, 15 Desember 2013
Jumat, 01 November 2013
ISIM NAKIROH DAN MA'RIFAT
Dilihat dari sisi tertentu atau tidaknya sesuatu yang dirujuk oleh
makna, kata benda (isim) dapat dibedakan menjadi dua:
1.
Isim
ma’rifat, yaitu kata benda (isim) yang maknanya merujuk kepada sesuatu secara tertentu.
Adapun kata-kata yang dikategorikan sebagai isim ma’rifat adalah:
a)
Isim
‘alam, asma اللَّهُ, kata benda yang
dijadikan nama, nama julukan atau gelar maupun nama yang asli, misalnya : زَيْدٌ (Zaid),
عَلِيٌّ (Ali), dan إِبْرَهِيْمُ (Ibrahim).
b)
Isim
dlamir(kata ganti).
Dlomir terbagi menjadi dua bentuk, yaitu mustatir dan bariz.
Dlomir mustatir adalah dlomir yang tidak ada bentuknya( tidak tampak
berupa lafadz), melainkan hanya dengan pemahaman saja. Seperti contoh kalimah
ذَهَبَ yang di dalamnya berupa dlomir هُوَ .
Dlomir bariz adalah dlomir yang ada bentuknya( berupa
lafadz) yang terbagi mejadi munfasil dan muttashil. Dlomir munfashil
adalah dlomir yang berdiri sendiri, tidak diiringi dengan yang lainnya. Contoh;
هُوَ . Contoh-contoh lainnya yang digunakan dalam
pembahasan isim ma’rifat sebagai berikut.
kata ganti
orang pertama
|
Kata ganti orang kedua
|
Kata ganti orang ketiga
|
|||
أَنَا أَحْمَدٌ
|
أَنَا (saya)
|
أَنْتَ أَحْمَدٌ
|
أَنْتَ (kamu laki-laki tunggal)
|
هُو َ أَحْمَدٌ
|
هُوَ (dia laki-laki I atau tunggal)
|
نَحْنُ طُلاَّبٌ
|
نَحْنُ (Kami, kita)
|
أَنْتٌمَا طَالِبَانِ
|
أَنْتٌمَا
(kamu laki-laki II)
|
هُمَا طَالِبَانِ
|
هُمَا (dia laki-laki II)
|
أَنْتُمْ طَالِبُوْنَ
|
أَنْتُمْ (kamu laki-laki banyak)
|
هُمْ طَالِبُوْنَ
|
هُمْ (dia laki-laki banyak)
|
||
أَنْتِ طَالِبَةٌ
|
) أَنْتِ kamu perempuan I atau tunggal)
|
هِيَ طَالِبَةٌ
|
هِيَ (dia perempuan I atau tunggal)
|
||
أَنْتٌمَا طَالِبَتَانِ
|
أَنْتٌمَا (kamu perempuan II)
|
هُما طَالِبَتَانِ
|
هُما (dia perempuan II)
|
||
أَنْتُنَّ طَالِبَاتٌ
|
أَنْتُنَّ (kamu perempuan banyak)
|
هُنَّ طَالِبَاتٌ
|
هُنَّ (dia perempuan banyak)
|
Dlomir muttashil adalah yang tampaknya seakan-akan merupakan bagian
atau suku kata dari kata-kata sebelumnya. Contoh :
كِتَابُنَا . Contoh-contoh lainnya yang
digunakan dalam pembahasan isim ma’rifat adalah sebagai berikut .
Kata ganti orang pertama
|
Kata ganti orang kedua
|
Kata ganti orang ketiga
|
|||
كِتَابيْ
|
أَنَا
|
كِتَابُكَ
|
أَنْتَ
|
كِتَابُهُ
|
هُوَ
|
كِتَابُنَا
|
نَحْنُ
|
كِتَابُكُمَا
|
أَنْتُمَا
|
كِتَابُهُمَا
|
هُمَا
|
كِتَابُكُمْ
|
أَنْتُمْ
|
كِتَابُهُمْ
|
هُمْ
|
||
كِتَابُكِ
|
أَنْتِ
|
كِتَابُهَا
|
هِيَ
|
||
كِتَابُكُمَا
|
أَنْتُمَا
|
كِتَابُهُمَا
|
هُمَا
|
||
كِتَابُكُنَّ
|
أَنْتٌنَّ
|
كِتَابُهُنَّ
|
هُنَّ
|
c)
Isim
maushul (kata penghubung) yaitu:
مَا , مَنْ, الَّذَانِ, الَّذِيْنَ, الَّتِيْ,
الَّتِيْ, الّتَانِ,
اللاّتِيْ, dan الَّذِيْ
.
Minggu, 06 Oktober 2013
DEFINISI ISIM
Isim
adalah kata yang menunjukkan benda atau sesuata yang dibendakan[1]. Ada beberapa ciri-ciri isim[2],
yaitu:
a. Bisa
ditanwinًٌٍ ) ).
Contoh:
طَالِبٌ(siswa) dan مَدْرَسةٌ
(sekolah).
b. Bisa
dimasuki
ال.
Dalam
hal ini, isim tidak boleh memiliki ال
jika ia telah ditanwin. Begitu pula sebaliknya. Jadi, suatu isim yang shahih
adalah isim yang memiliki salah satu
di antara keduanya.
Contoh:
النُجُوْمُ (bintang), النَّقْلُ(sandal),
dan النِّسَاءُ (para
wanita).
c. Bisa
dimasuki huruf nida’ ( panggilan).
Contoh:
يَا رَسُوْلَ اللَّهِ (wahai utusan Allah),
dan يَا أَحْمَدُ (hai, Muhammad).
d. Bisa
di-jer-kan (dikasrah) dengan huruf jer. Maksudnya, isim ma’rifat bisa terletak
setelah adanya huruf jer. Isim yang terletak setelah huruf jer bisa disebut majrur.
Yang termasuk huruf jer adalah فِيْ (di dalam), عَلَي (di atas), مِنْ (dari), عَنْ (dari), كَ (seperti), dan لِ (untuk) .
Contoh: أَنَا فِيْ الْفَصْلِ (Saya
ada di dalam kelas).
e. Dapat
diidlafahkan (penyandaran). Idlafah terdiri lebih
dari 2 kata isim yang memiliki satu makna. Seperti kata ‘rumah sakit’, dalam
bahasa Indonesia tidak diartikan per kata, yaitu rumah, dan sakit. Rumah sakit
mempunyai makna satu, yaitu tempat perawatan orang sakit.
Contoh:
بَيْتُ
اللَّه (rumah Allah) ,أَبُوْ جَمِيْدٍ (ayahnya Hamid), dan صَلَاةُ
الصُّبْحِ (salat Subuh).
[1] Sukamto, Nailul Falah, dkk, Bahasa Arab, ( Yogyakarta:
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm 16.
[2] Juwariyah, Bahasa Arab untuk Perguruan Tinggi,( Yogyakarta:
Teras, 2009), hlm 21.
Langganan:
Postingan (Atom)